

Perairan teluk Jakarta meninggalkan beberapa bangunan bersejarah bahwa negeri ini begitu lama dikangkangi oleh tuan-tuan asal Eropa. Museum bahari yang letaknya di sebelah barat muara sungai Ciliwung menjadi saksi, betapa negeri ini begitu menggairahkan karena menghasilkan rempah,kopi, teh,dan hasil bumi lainnya. Di sanalah Belanda dulu menyimpan barang dagangannya sebelum mengangkutnya ke Eropa. Berbahan dasar kayu yang kokoh-pada saat itu melimpah mungkin ilegal logging belum dijadikan janji seorang kepala daerah untuk menumpasnya saat kampanye pilkada di Sumatera,Kalimantan,Sulawesi atau Papua -untuk lantai dan kusen serta pintu-pintunya hingga sekarang masih nampak kokoh. Sementara pelabuhan yang hingga kini juga masih bisa kita saksikan adalah pelabuhan Sunda Kelapa dengan kapal-kapal model phinisi atau kapal Bugis. Meskipun era terus berputar, kapal dengan bahan dasar kayu itu masih tetap beroperasi melayani rute beberapa pelabuhan di Sumatera dan Kalimantan. Kapal phinisi sekarang juga dilengkapi dengan mesin, agar bisa menembus sungai-sungai ke pelosok dua pulau tersebut. Mau tahu apa muatan kapal-kapal itu? Bermacam-macam, semen, air mineral, beras, bahan dan alat penambang timah, dan beberapa kebutuhan bahan pokok lain. Ketika para pembalak masih bebas membabat hutan, kapal phinisi dari Sumatera atau Kalimantan penuh dengan muatan kayu legal tentunya, meski sebetulnya ilegal. Kapal-kapal yang kembali ke pelabuahan Sunda Kelapa sekarang banyak yang tanpa muatan, paling limbah dari pengolahan buah sawit sebagai bahan makanan ternak. Akankah kejayaan phinisi di lautan luas Nusantara terus mengibarkan merah putih, di tengah munculnya kapal motor bertonase besar dan kecepatan tinggi, dan tangguh dengan deburan ombak 4 hingga 7 meter,seperti pada beberapa hari terakhir ini. Phinisi harus terus berlayar supaya pasokan kebutuhan pokok tidak tertunda, meski phinisi tidak mengangkut cabai, tapi setidaknya bisa menekan harga cabai yang terus melambung hingga 1oo ribu rupiah per kg. Jangan sampai kapal China terus berduyun-duyun menumpahkan berkarung-karung cabai. Phinisiku aku titipkan negeriku yang maritim ini kepadamu.