Sabtu, 28 Agustus 2010

borobudur tetap menawan


meski usianya kian menua tak layaknya manusia, jika perempuan akan jadi seorang nenek yang keriput, apabila lelaki akan menjadi kakek renta yang berjalan terhuyung. tak demikian dengan borobudur di kawasan muntilan jawa tengah sosoknya kian menawan,yang belum sempat menyambanginya senantiasa bertanya pada dirinya kapan saya bisa ke sana ya, yang sudah acapkali kesana juga terkenang-kenang untuk kembali, apalagi yang memiliki kesan romantik terkait dengan kisah asmara,meski ada mitos jika pasangan muda-mudi yang sedang berpacaran dimohon tak berkunjung ke borobudur karena bisa menyebabkan keretakan hubungan bahkan bisa terputusnya jalinan cinta. tapi saya tidak percaya kata seorang pengunjung yang pada masa pacaran fotonya sedang berduaan itu diunggah pada akun fb nya,sampai kini belum lekang dengan pasangannya itu. kembali pada borobudur yang masih anggun di usianya yang sudah beberapa abad tetap mengagumkan, saya tentunya bangga sebagai bangsa yang memiliki peninggalan leluhur itu. betapa perkasanya bangsaku bisa membangun candi yang megah itu, masa itu tentunya belum ada alat berat yang membantu mengangkat batu-batu besar, belum ada pabrik semen, belum ada kontraktor besar yang selalu menang tanpa tender, namun karyanya memiliki cita rasa seni yang tinggi. kalau ada narasumber yang masih hidup televisi pasti sering mewawancarainya, berapa lama membangun candi itu, pakai alat apa kok bisa semegah itu, atau berapa untungnya dari membangun proyek mercusuar itu dari sang wangsa penguasa saat itu syalaindra. ada tidak mandornya yang harus berurusan dengan kpk. tetapi sepertinya borobudur dibangun dengan ketulusan sehingga kemegahannya tetap abadi,tidak seperti pembangunan proyek proyek masakini yang dananya disunat untuk pilkada seorang petahana kepala daerah yang ingin memajukan dirinya,isteri mudanya, putera bungsunya atau dirinya yang turun pangkat cukup jadi wakil walikota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar